Sejarah Bantarbolang dimulai pada saat Pemalang sudah menjadi sebuah kadipaten. invasi Pajang ke Kadipaten Pemalang dilakukan oleh Petinggi Kerajaan Pajang. Awal mulanya pasukan Pajang kalah dari para prajurit Pemalang, kemudian pasukan Pajang mundur ke arah selatan, tepatnya sebelang selatan Desa Silarang, yaitu di daerah yang dihuni dengan sepenuhnya yang bernama Mbah Bantarbolang.

Mbah Bantarbolang memiliki 2 orang murid yaitu Ki Pandanjati yang menjadi murid andalan Mbah Bantarbolang beserta murid lain yaitu Ki Pelintaran.  Kemudian Mbah Bantarbolang ingin mengetahui kemampuan kedua muridnya. Mereka dites satu-satu, Mbah Bantarbolang terkejut karena melihat kepandaian kedua muridnya melebihi dirinya. Pada suatu hari Mbah Bantarbolang meninggalkan padepokan secara sembunyi-sembunyi untuk mengetes kedua muridnya agar  kedua muridnya memimpin padepokannya bersama. Semua muridnya merasa kehilangan Mbah Bantarbolang. Tidak berapa lama, murid kepercayaannya itu menemukan gurunya. Namun Mbah Bantarbolang sudah tidak mau menjadi guru lagi. Ki Pandanjati kemudian meneruskan ajaran dari gurunya sampai ia meniggal dunia dan dimakamkan di Desa Bantarbolang. Hal ini dibuktikan dengan adanya makam yang dianggap keramat oleh penduduk, namun makam tersebut lebih sering disebut candi. Di candi tersebut terdapat makam nenek moyang orang bantarbolang yaitu Mbah Bantarbolang, Mbah Pandanjati, dan Mbah Pelintaran. Sampai sekarang makamnya ramai dikunjungi karena dipercaya dapat membantu kesusahan yang sedang dihadapi peziarahnya.

Pada tahun 1840-1850 kepala desa atau dulu masih disebut dengan lurah dijabat oleh Suradi TA dari Dukuh Bantarbolang, kepala Desa/Lurah selanjutnya adalah Sukawana sampai dengan tahun 1865, yang selanjutnya secara berurutan dijabat oleh Surak Rama (Th.1865-1890), Sardiyah (Th.1890-1906), H.Marjuki (Th.1906-1907),Sardiyah (Th.1907-1914), Jaga Raksa (Th.1914-1921), kemudian Desa Bantarbolang terus berkembang dengan Kepala Desa:

Tahun (1921-1926) dijabat oleh Karyun

Tahun (1926-1927) dijabat oleh Singa Ayad

Tahun (1927-1932) dijabat oleh Singa Saldjan

Tahun (1932-1933) dijabat oleh Sura Wudjud (Pj Kepala Desa)

Tahun (1933-1947 dijabat oleh Mashuri

Tahun (1947-1948) dijabat oleh Sukardja sebagai Pj Kepala Desa

Tahun (1947-1948) dijabat oleh Sutisno sebagai Pj Kepala Desa

Tahun (1948-1949) dijabat oleh Rustamadji sebagai Pj Kepala Desa

Tahun (1949-1967) dijabat oleh Mashuri

Tahun (1967-1968) dijabat oleh Sudarya sebagai Pj Kepala Desa

Tahun (1968-1971) dijabat oleh Umar Madkuri

Tahun (1971-1972) dijabat oleh Masduki sebagai Pj Kepala Desa

Tahun (1972-1989) dijabat oleh Masduki

Tahun (1989-1990) dijabat oleh Moenawir HS sebagai Pj Kepala Desa

Tahun (1990-1998) dijabat oleh Shopikin BA

Tahun (1998-1999) dijabat oleh Moenawir HS sebagai Pj Kepala Desa

Tahun (1999-2007) dijabat oleh Sodikin

Tahun (2007-2012) dijabat oleh Sodikin

Tahun (2013-2014) dijabat oleh Imam Susanto, ST

Tahun (2014-2015) dijabat oleh Agustien Nurhayati, SH sebagai Pj Kades

Tahun (2015-2021) dijabat oleh Sodikin

Tahun (2021-sekarang) dijabat oleh Dyah Anggraeni, S.E.

Desa Bantarbolang pernah mengalami masa lalu yang agak suram saat terjadi penjarahan kayu jati yang mengakibatkan meninggalnya warga Desa Bantarbolang yaitu pada tahun 1998. Penjarahan hutan secara besar-besaran tersebut juga memberikan dampak buruk pada keringnya sumber air atau sumur warga yang ada di Desa Bantarbolang.

Sumber : RPJMDes Bantarbolang Tahun 2016-2021

-KUKERTA IPDN XXIV-